
SITI KHILMIYATUN NISAK
PROSES TATA SUNGGING
Pembelian kulitKulit yang digunakan untuk membuat wayang kulit terdiri dari beberapa macam, yaitu kulit mentah dan kulit split. Kulit mentah adalah kulit yang langsung digunakan untuk proses pembuatan wayang kulit tanpa melalui proses kimiawi. Sedangkan kulit split adalah kulit yang sudah melalui proses kimiawi di pabrik. Kulit yang digunakan untuk membuat wayang kulit biasanya berasal dari kulit kerbau, sapi, dan kambing. Sebagian besar kulit diperoleh dari daerah Magetan (Jawa Timur), Sukoharjo, Solo, Segoroyoso (Yogyakarta) dan Magelang.

IMATUS SHOLIKHA
Pengolahan kulit


ZULROTUL ILMIA
Setelah kering, kulit dilapisi dengan warna dasar untuk menutup pori-pori kulit agar permukaannya rata. Kemudian mulai dibentuk sketsa di permukaan kulit. Setelah itu, tepi sketsa ditatah sehingga diperoleh bentuk dasar. Tahap selanjutnya adalah memperhalus tatahan dasar dan membuat kombinasi yang indah dalam terawangan cahaya. Setelah terbentuk wayang secara kasar, maka bagian muka dan detail lainnya di bagian sketsa dalam mulai ditatah. Proses ini sangat penting karena berpengaruh pada karakter wayang yang dihasilkan. Setelah melalui tahap ini, wayang yang dihasilkan tersebut dinamakan putihan karena belum diwarnai.

DWI KHUMAILAH
Putihan tersebut diwarnai dengan menggunakan pewarna sintetis, yaitu cat Sandy Colour, dan menggunakan perekat rakol (lem Fox). Setelah selesai dicat dan disempurnakan, wayang kulit diberi penyangga dengan menggunakan tanduk kerbau atau bambu.
Sisa potongan kulit yang dinamakan dengan leresan umumnya dapat digunakan sebagai bahan rambak (krupuk kulit) dan sebagai dipupuk organik.

NAILLA IMTIYAS NURI

MOH KHOIRUDDIN

ANIK MAULINA

MAR'ATUS SHOLIKAH

NAISYATUL ASYIYAH

DHIYAH NUR AINI

SITI NUR CHOLIVAH

FATIMAH

SOBIBATUR RIZKIYAH

FIFI DWI KRISNA PUTRI

IIN MUFIDAH

ADAM DWI YULIANTO

IMAM PUJO PRAYITNO

LAILIL

YUNITA MUJIASIH

ROSA SETYANTO

SUROIYAH
0 komentar:
Posting Komentar