Rabu, 27 Januari 2016

PRAKTEK TAS PUNGGUNG

HASIL KARYA SISWA KRIA KULIT SMKN 1 JABON  2015/2016
 
DINA

Sejarah Sentra Produksi Tas dan Koper Tanggulangin

Sejarah panjang Sentra Produksi Tas dan Koper Tanggulangin (selanjutnya disebut "Sentra Tanggulangin") dimulai sejak tahun 60-an, semenjak beberapa orang menjadi kuli (tenaga lepas) yang membantu proses pembuatan koper di Surabaya. Selanjutnya munculnya tenaga- tenaga trampil yang mampu membuat koper sendiri di suatu desa namanya Kedensari Kecamatan Tanggulangin. Saat itu koper yang dibuat dari bahan karton tebal dan dilapisi kulit sapi yang diproses sederhana (kulit nabati) yang dipres menggunakan lem kanji (sumber: Alm. H. Abd. Rochman, pelopor Sentra Tanggulangin).
Semenjak tumbangnya orde lama oleh orde baru hingga pertengahan tahun 70-an, beberapa tenaga trampil di desa Kedensari kebanjiran order dari para Juragan (rata-rata Etnis Tionghoa) di Surabaya. Munculnya tenaga-tenaga trampil baru sebagai akibat banyaknya order tersebut. Namun disaat tertentu atau karena situasi politik dan keamanan saat itu order benar-bener sepi. Munculnya sebuah ide untuk mendirikan suatu organisasi usaha yang didirikan beberapa orang, dengan usaha baru ini area penjualan hasil produksi tidak hanya ke Surabaya saja, mulai merambah Semarang, Jogjakarta, Bandung dan Jakarta. Pada tahun 1975 organisasi usaha ini mengalami kebangkrutan karena salah kelolah.




NUR DWI CAHYO
Pada tahun 1976 sebagian orang pendiri organisasi yang ambruk tersebut ditambah orang baru, hingga berkumpul 6 orang orang bersepakat untuk mendirikan sebuah Koperasi Industri Tas dan Koper (INTAKO). Koperasi ini adalah cikal bakal Sentra Industri Tas dan Koper di desa Kedensari Tanggulangin. Tahun 80-an dengan dukungan Pemerintah sejumlah mesin-mesin produksi, pelan tapi pasti Koperasi INTAKO mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Munculnya sebuah ide dari masyarakat pengerajin atas ramainya kunjungan konsumen ke INTAKO, yaitu dengan memdirikan toko-toko/showroom hasil produksi mereka sendiri. Hingga tahun 2000 telah muncul sekitar 250 toko sepanjang 2,5 km jalan sampai menuju Showroomnya INTAKO.
Diawal-awal krisis ekonomi 1998, Sentra Tanggulangin justru mendapat keuntungan banyaknya pembeli dari Kalimantan, Sumatra dan Sulawes manjadi reseller produk Tanggulangin hingga tahun 2001. Tahun 2002 mulai terjadi kontraksi bahkan penurunan daya beli karena mahalnya bahan baku akibat kenaikan BBM bertahap pada Pemerintahan Megawati. Hingga pada Rezim SBY-JK kenaikan BBM lebih dari 100% pada tahun 2005, pasar sangat lesu akibat mahalnya bahan baku dan turunnya daya beli masyarakat. Keadaan jatuh dan banyak yang bangkrut ditambah lagi kejadian luar biasa dan amat mengejutkan yaitu meluapnya Lumpur Lapindo dibulan mei akhir tahun 2006. Satu tahun Lumpur Lapindo telah menyebabkan sepinya pengunjung karena akses jalan Tol Porong-Gempol terputus dan Jalan Arteri Porong setiap hari macet 2 jam lebih. Ibaratkan Sentra Tanggulangin "HABIS JATUH TERTIMPA TANGGA PULA".





MUNDARI
3,5 tahn Lumpur Lapindo dengan semangat dan kerja kerja pengerajin sudah mulai bangkit walaupun sangat sedikit bantuan dari Pemerintah Daerah. Hingga saat ini akses Tol belum selesai dibangun dan akses Porong masih macet. Sebuah pilihan hidup, Sentra Tanggulangin benar-benar nyata bahwa UKM tahan terhadap krisis dan ketidak perhatian Pemerintah. Harapan semua atas sejarah panjang Sentra Tanggulangin menjadi penyemangat bagi stakeholder di Tanggulangin. Perlu upaya yang serius dari Pemerintah atas banyaknya barang selundupan dan ilegal yang masuk, sehingga memukul produsen kecil di Sentra Tanggulangin dan sentra-sentra lain di Indonesia. (ditulis oleh Boyiskak/Tanggulangin Corner)





SITI FATMAWATI





 SITI MUAFIFAH


DAVID TARIKH AZIZ



M. ROIS


M. NASRULLOH



WAHYU DIRGANTAR




CHUSNUL KHOTIMAH





FATHURRUDDIN

SAIFUL BAHRI

DIMAS RAMADHAN



KRISTIA N



ALDO ALFIAN


M RIDHO HIDAYATULLOH

RISKA


EKA NURUL M


ARIS YUDIANTO


REZA FIRMANSYAH


ARSYAT


MASLAKHA

FIRMAN ARIZA

\
MIFTAKHUDDIN



DAIMATUS SAADAH


AFIFUDDIN MAGFURI


NUR JANNAH


NOVI SULHANA



AMELIA DEWI L

0 komentar:

Posting Komentar